Pengabdian Perempuan Bengkulu dan Semangat Perjuangan dalam Kibaran Sang Saka Merah Putih

By Admin


nusakini.com-Bengkulu-Kain berukuran 2x3 meter berwarna merah putih itu, membakar semangat keberanian dan ketulusan pengorbanan sosok perempuan sekaligus pahlawan nasional dari tanah Bengkulu. Fatmawati Sukarno, dari tangannyalah sang saka merah putih berkibar pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan menjadi bendera pusaka Indonesia hingga kini. 

“Fatmawati adalah perempuan inspiratif, ia merajut bendera pusaka dan mampu membangun kepercayaan diri bangsa lewat tangannya,” ujar Gubernur Bengkulu berkisah perjuangan Fatmawati Sukarno, Selasa, (5/2) 

Peran Fatmawati dalam sejarah berdirinya negara ini, lanjut Rohidin, sejak sebelum Indonesia merdeka dan sebelum Fatmawati menikah dengan Sukarno. 

“Sebelum menikah dengan Sukarno, Ibu Fat remaja sudah ikut berjuang membela tanah air. Bersama Nasyiatul Aisyiyah Bengkulu, sebuah organisasi di bawah koordinasi ormas Muhammadiyah, Ibu Fat turut serta membangun Islam yang progresif yang berorientasi pada pencerdasan dan kemajuan bangsa,” tambah Rohidin. 

Kisah perjuangan Fatmawati, banyak terekam dalam beberapa literatur, salah satunya dalam buku “Berkibarlah Benderaku: Tradisi Pengibaran bendera Pusaka” yang ditulis oleh Bondan Winarno. 

“Semangat perjuangan Ibu Fat sangat luar biasa dan layak menjadi inspirasi bagi generasi saat ini. Saat Ibu Fat menjahit sang saka merah putih, beliau sedang hamil tua, bahkan dikabarkan Ibu Fat beberapa kali menumpahkan air matanya di atas bendera yang ia jahit,” sambung Rohidin. 

“Hari ini, tanggal 5 Februari adalah hari lahir Ibu Fat, semoga momentum ini bisa jadi motivasi para perempuan Bengkulu dan generasi Bengkulu, untuk bangkit memberikan kontribusi nyata bagi tanah Indonesia yang kita cintai,” pungkas Rohidin. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Bengkulu Forita Rhamadani, mengajak masyarakat Bengkulu turut serta bangkitkan semangat perempuan Bengkulu dan membantu mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

“Momen hari kelahiran Ibu Fatmawati Sukarno, kami mengajak masyarakat ikut serta membantu mengakhiri kesenjangan akses ekonomi bagi perempuan. Semangat untuk perempuan Bengkulu,” Pungkas Forita.(p/ab)